Nama :
Berkat Kristian Zega
NPM :
29211191
Kelas :
4EB04
Accounting Fundamental Concept
Akuntansi
adalah teknik yang menggambarkan proses pencatatan, pengelompokan dan
pengikhtisaran sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi
oleh pihak internal dan pihak eksternal dalam sebuah perusahaan. Faktor
pendukung dalam proses akuntansi diantaranya meliputi jurnal-jurnal khusus
sebagai tempat dicatatnya transaksi, buku besar sebagai tempat postingan dari
jurnal, neraca saldo sebagai tempat mencatat seluruh saldo di buku besar, neraca
lajur sebagai tempat pengikhtisaran seluruh rekening agar menghasilkan laporan
keuangan yang akurat.
Secara
umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam menyusun standar
akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat akuntansi
inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun
pelaporan keuangan entitas. Konsep-konsep tersebut antara lain: konsep kesatuan
akuntansi, konsep pengukuran uang (money measurement concept), konsep
kelangsungan usaha (going concern), konsep dua aspek akuntansi, konsep
kos, konsep periode akuntansi, konsep penandingan (matching concept), konsep
upaya dan hasil (effort and accomplishment), konsep konsitensi, konsep
objektivitas, objek materialitas, dan konsep konservatisme.
1.
Konsep Kesatuan Akuntansi
Pada
dasarnya perusahaan dianggap terpisah dari pemiliknya. Dengan kata lain, harta
atau kekayaan perusahaan dipisahkan dari harta atau kekayaan pemilik. Semua
setoran pemilik pada perusahaan dicatat sebagai tambahan modal perusahaan,
sedangkan pengambilan kekayaan oleh pemilik dicatat sebagai pengurangan modal melalui perkiraan prive. Inilah
yang dimaksud dengan konsep kesatuan akuntansi (Business Entity Concept).
Pemisahan
tersebut merupakan faktor utama untuk membebani pada perusahaan, sebagai suatu
kesatuan akuntansi, dengan kewajiban-kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keuangan perusahaan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kesatuan akuntansi ini tidak perlu harus sama dengan
batas hukumnya, sebagai contoh, perusahaan induk dan anak perusahaan merupakan
entitas hukum tersendiri, tetapi penggabungan aktivitas perusahaan-perusahaan
tersebut untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidak menyimpang dari konsep
kesatuan ekonomi. Demikian pula suatu departemen atau divisi dapat dipandang
sebagai entitas tersendiri, namun biasanya laporan yang dikeluarkan oleh unit
tersebut hanya merupakan dasar untuk mengevaluasi prestasi masing-masing
departemen atau divisi dan merupakan bagian dari laporan keuangan perusahaan
yang lengkap.
2.
Konsep Pengukuran Uang (Money
Measurement Concept)
Konsep
ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan paling tepat
dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang tepat pula bagi pengukuran
analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang
sangat relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan
berguna. Mengingat peranan khusus
unit moneter sebagai alat pengukur atau pertukaran di dalam perekonomian, akuntansi keuangan
menggunakan uang sebagai denominator umum dalam pengukuran aktiva dan
kewajiban perusahaan beserta perubahannya.
Namun, hal tersebut tidak berarti bahwa informasi non-moneter tidak tercakup dalam sistem akuntansi
perusahaan. Informasi ini juga diikutsertakan, tetapi informasi utama
pada laporan keuangan diukur dalam nilai uang agar memberikan dasar penafsiran
yang universal bagi pembaca laporan.
3.
Konsep Kelangsungan Usaha (Going
Concern)
Suatu kesatuan ekonomi diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan
tidak akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti sebaliknya. Asumsi ini memberikan
dukungan yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan
bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang dapat direalisasi
pada saat likuidasi.
4.
Konsep Dua Aspek Akuntansi
Di
dalam konsep ini, pada setiap dan masing-masing transaksi dibagi ke dalam dua
aspek. Salah satu aspek berhubungan dengan penerimaan atas suatu manfaat
tertentu sedangkan aspek yang lain berhubungan dengan pemberian atas manfaat
tersebut. Misalnya, ketika mesin produksi yang telah dibeli oleh perusahaan,
mesin memberikan manfaat untuk dapat memproduksi barang atau jasa. Untuk
memiliki mesin tersebut perusahaan harus membayar sejumlah uang kepada penyedia
mesin. Dengan demikian setiap transaksi bisnis berkaitan dengan dua aspek yang
tidak terpisahkan dan kedua aspek tersebut dicatat tanpa terkecuali.
Konsep
dual aspect ini mendasarkan pada kaidah bahwa untuk setiap kegiatan
bisnis selalu memiliki persamaan dan reaksi sebaliknya. Menurut konsep ini aset
perusahaan akan sama dengan kewajiban ditambah modal. Hubungan bisnis antara
manajemen dan pemilik mengakibatkan manajemen harus selalu
mempertanggungjawabkan aset yang telah dan sedang dikelolanya serta menyajikan
sumber aset tersebut.
5.
Konsep Kos
Pada
dasarnya penggunaan prinsip ini karena perusahaan memiliki kepentingan untuk
menentukan nilai jual dari setiap aset setiap kali perusahaan ingin menilai
laba yang diperolehnya. Di mana penilaian dengan cara yang lain akan
mengakibatkan munculnya subjektifitas sehingga berdampak pada informasi
keuangan yang bias. Namun, dalam standar akuntansi keuangan pun jika hal
tersebut menjadi tidak relevan, maka diperkenankan menilai dengan nilai wajar
sebagai basis pengukurannya. Menurut konsep ini semua transaksi dicatat
dalam buku akun senilai dengan harga pembelian.
6.
Konsep Periode Akuntansi
Ada dua alasan utama perlunya penerapan konsep ini.
Pertama, gambaran yang lengkap dan tepat mengenai kesuksesan suatu perusahaan
hanya bisa diperoleh pada saat perusahaan itu menghentikan kegiatannya dan
mencairkan hartanya menjadi kas. Akan tetapi, banyak keputusan yang harus
diambil selama berlangsungnya kegiatan perusahaan dan tidak mungkin menunggu
sampai perusahaan itu menghentikan usahanya. Karena perusahaan dianggap selalu
melaksanakan kegiatan usahanya (Going Concern), maka kegiatannya dibagi
dalam periode-periode sehingga perkembangan perusahaan dapat dicatat secara
periodik pula. Dengan penyajian laporan keuangan secara periodik, diharapkan
dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan.
Alasan kedua, adalah perlunya informasi akuntansi secara periodik untuk
maksud-maksud perencanaan perusahaan. Untuk itu diperlukan laporan keuangan
yang tepat, dalam arti harus menyajikan data yang sesuai dengan periode
laporan keuangan. Oleh karena itu, transaksi-transaksi perusahaan harus
dicatat pada saat terjadinya.
7.
Konsep Penandingan (Matching Concept)
Yang dimaksud dalam konsep ini
adalah dengan diakuinya beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi
atau telah dibayarkan. Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara
aktual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode
harus dibebani dengan biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk
yang menghasilkan pendapatan tersebut. Hal ini memungkinkan adanya biaya yang
ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset pada posisi keuangan atau neraca.
Meskipun dalam kenyataannya biaya ditangguhkan tersebut tidak memberikan
manfaeat konomi di masa depan.
8.
Konsep Upaya dan Hasil (Effort
and Accomplishment)
Pada
konsep upaya dan hasil dalam akuntansi, memberikan implikasi bahwa biaya adalah
upaya dalam rangka memperoleh hasil yang dalam hal ini disebut pendapatan.
Pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya.
Artinya pendapatan sudah dapat diakui meskipun belum terealisasi karena adanya
pengeluaran atau upaya entitas dalam melakukan kegiatan produktifnya.
9.
Konsistensi
Penerapan
akan prinsip akuntansi harus dilakukan secara konsisten dari satu periode ke
periode lainnya. Dengan penerapan prinsip akuntansi secara konsisten, maka data
dan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diandalkan
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan.
10.
Objektivitas
Data
dan informasi keuangan harus disajikan dengan tidak memandang dan
mempertimbangkan satu atau pihak tertentu lainnya.
11.
Materialitas
Data
dan informasi keuangan yang timbul dari transaksi yang jumlahnya relatif kecil
dan tidak berarti terhadap laporan keuangan dapat diabaikan.
12.
Konservatisme
Dalam
konsep ini penyaji informasi keuangan harus hati-hati terhadap pencatatan
pendapatan dan biaya. Dampak lain dari menganut paham konservatif adalah
terciptanya pencatatan pendapatan secara accrual atau cash basis yang terutama
dirasakan penting dalam penerapan akuntansi bank.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar