Tulisan 3
Berkat Kristian
Zega/29211191/3EB04
EMERGING MARKET IN EMERGING COUNTRY
Indonesia sempat mengalami kehancuran ekonomi yang selama ini telah dibangun melalui sendi-sendi kebijakan orde baru mulai merangkak kembali menyusun fondasi perekonomiannya. International Financial Corporation (IFC) mengkaitkan klasifikasi bursa saham dengan klasifikasi negara. Jika negara tersebut masih tergolong sebagai negara berkembang, maka pasar di negara tersebut juga dalam tahap berkembang, meskipun bursa sahamnya berfungsi penuh dan diatur secara baik.
Pasar modal berkembang dapat diidentifikasi melalui
suatu negara, apakah negara tersebut merupakan negara maju atau tergolong
negara berkembang. Indikatornya adalah pendapatan perkapita dari suatu negara,
biasanya yang termasuk dalam negara berpenghasilan rendah sampai menengah.
Namun karakteristik yang paling mencolok adalah dilihat nilai kapitalisasi
pasarnya yaitu banyaknya perusahaan yang tercatat, kumulatif volume
perdagangan, keketatan peraturan pasar modal, hingga kecanggihan dan kultur
investor domestiknya.
Konsekuensi pasar modal berkembang adalah nilai
kapitalisasi pasarnya yang kecil. Ukuran suatu kapitalisasi pasar biasanya
dilihat dari rasio perbandingan dengan nilai produk domestik bruto suatu
negara. Selain itu konsekuensi lainnya adalah terdapatnya volume transaksi
perdagangan yang tipis (thin trading) yang disebabkan oleh ketidaksingkronan
perdagangan (non-syncronous trading) di pasar. Perdagangan yang tidak singkron
disebabkan oleh banyaknya sekuritas yang teracatat tidak seluruhnya
diperdagangkan, artinya terdapat beberapa waktu tertentu dimana suatu sekuritas
tidak terjadi transaksi (Hartono, 2003).
Indonesia yang sampai saat ini masih tercatat di IFC
masih sebagai negara berkembang dengan iklim investasi terburuk di regional
Asia Timur. Walaupun dengan catatan seperti itu, pada kenyataannya kita masih
dilirik oleh investor asing. Kenyataannya bahwa terdapat perusahaan-perusahaan
nasional dengan notabene berada di sektor strategis negara, ditawar oleh
beberapa institusi asing melalui akuisisi saham. Terdapatnya aliran dana masuk
sebagai investasi yang pada umumnya merupakan penanaman modal asing seharusnya
bisa menjadi pendongkrak perekonomian secara makro.
Alasan utama investor asing memindahkan dananya ke
negara berkembang adalah karena negara berkembang memiliki potensi-potensi
usaha yang belum tergali seluruhnya, seperti pada motif klasik investasi ke
negara lain. Michael Fairbanks dan Stace Lindsay konsultan senior pada Monitor
Company mengemukakan tujuan investor asing datang ke negara-negara miskin yaitu
biasanya hanya melihat kesempatan untuk menarik sumber daya alam , upah kerja
murah dan sebagai sasaran produk atau jasa yang tidak berkualitas bagus.
Namun terdapat alasan lain yang mendampingi motif
tersebut, yaitu perbedaan yang mencolok dengan negara maju. Jika kita gunakan
pendekatan daur hidup usaha maka negara berkembang masuk dalam kategori
bertumbuh (growth) dibanding negara maju yang masuk dalam kategori matang
(mature). Artinya bahwa terdapat daya tarik dari pertumbuhan ekonomi yang
tinggi yang tentu saja disertai oleh return yang tinggi pula, karena
pertumbuhan ekonomi merupakan indikator agregat dari industri di suatu negara.
Misalnya bisnis telekomunikasi selular di Indonesia yang tergarap secara padat
baru di Pulau Jawa saja, sedangkan di luar itu masih berpotensi tinggi untuk
dijadikan pangsa pasar baru.
Tanggal Kutip : 28 Oktober 2013
Analisis
:
Pasar modal
berkembang dapat diidentifikasi melalui suatu negara, apakah negara tersebut
merupakan negara maju atau tergolong negara berkembang. Indikatornya adalah
pendapatan perkapita dari suatu negara tersebut. Konsekuensi pasar modal
berkembang adalah nilai kapitalisasi pasarnya yang kecil. Salah satu contohnya
adalah Indonesia. Indonesia yang sampai saat ini masih tercatat di IFC masih
sebagai negara berkembang dengan iklim investasi terburuk di regional Asia
Timur. Walaupun investasi negara Indonesia dikatakan terburuk tapi banyak
investor asing yang berinvestasi di Indonesia atau memindahkan dananya ke Indonesia.
Alasan para investor asing memindahkan dananya
ke Indonesia atau negara berkembang adalah karena negara berkembang
memiliki potensi-potensi usaha yang belum tergali seluruhnya, seperti pada
motif klasik investasi ke negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar