Tulisan 14
Berkat Kristian Zega/29211191/3EB04
Indonesia Berambisi Salip
Australia Sebagai Negara Produsen Sapi
Merdeka.com - Pemerintah bertekad untuk menyalip Australia sebagai negara
produsen sapi. Ini sejalan dengan upaya swasembada sapi untuk Indonesia.
Dirjen
Peternakan Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, mengatakan pihaknya tengah
mengembangkan sapi unggulan dalam upaya mewujudkan swasembada daging sapi.
"Kalau
di negara produsen seperti Australia sapi memiliki kelas-kelasnya sesuai
kualitasnya, hal serupa juga akan diterapkan di Indonesia," kata Syukur
seperti dilansir Antara di Jakarta, Minggu (24/11).
Syukur
berpendapat kualitas sapi lokal sebenarnya tidak kalah dengan impor hanya saja
karena tidak ada sertifikat dan kelasnya membuatnya tidak menarik. Melalui
Ditjen Peternakan akan dikembangkan bibit sapi berdasarkan kelas-kelasnya
seperti sapi impor kelas 1 harganya bisa mencapai Rp 170 juta, sedangkan kelas
2 dihargai Rp 45 - 50 juta, dan kelas 3 Rp 30 juta, sedangkan sapi potong Rp 10
juta.
Terkait
rencana itu Ditjen Peternakan akan menggandeng lembaga yang teruji dalam
memberikan sertifikasi seperti di Bali dengan Pusat Pengkajian Sapi Bali
Universitas Udayana, di Jawa Timur dengan Universitas Brawijaya, serta Aceh
dengan Universitas Syah Kuala, serta berkerja sama dengan Badan Akreditisasi
Nasional.
Syukur
mengatakan, untuk sektor peternakan khususnya sapi, Indonesia saat ini telah
mengekspor bibit sapi dalam bentuk sperma atau semen ke sejumlah negara untuk
kemudian tinggal dibuahi sapi betina.
"Saat
ini kita sudah tidak lagi mengimpor sapi jantan, karena persediaan di dalam
negeri masih mencukupi kecuali untuk sapi betina memang masih dibutuhkan dari
luar negeri," jelas Syukur.
Selain
itu Ditjen Peternakan juga akan mengembangkan sejumlah lahan yang masih belum
termanfaatkan seperti lahan kelapa sawit, bekas penambangan batu bara, dan
sebagainya.
Agar
menarik swasta dan BUMN untuk berternak sapi, Ditjen Peternakan turut berkerja
sama dengan perusahaan asuransi. Perbankan juga digandeng agar bisa menyalurkan
bunga subsidi sebesar 5 persen.
"Untuk
membayar premi asuransi diwadahi koperasi melalui susu maupun pupuk kandang
sehingga membuat budi daya ternak sapi di Indonesia menarik karena minim
resiko," jelas Syukur.
Pemerintah,
lanjutnya, akan melakukan penegakan hukum kepada rumah potong hewan yang
memotong sapi betina produktif sesuai dengan peraturan dan perundangan yang
berlaku.
"Jangan
sampai untuk mengejar pendapatan ditemukan daerah yang melanggar dengan
memotong sembarang sapi tanpa melihat apakah termasuk sapi betina produktif
yang dilindungi undang-undang," jelas Syukur.
Sumber :
Tanggal Kutip : 24
November 2013
Analisis :
Australia
adalah salah satu negara produsen sapi. Indonesia ingin menyalib australia
dalam hal produsen sapi dengan cara mengekspor bibit sapi dalam bentuk sperma atau semen ke
sejumlah negara untuk kemudian tinggal dibuahi sapi betina dan mengembangkan sejumlah lahan yang
masih belum termanfaatkan seperti lahan kelapa sawit, bekas penambangan batu
bara, dan sebagainya. Pada saat ini indonesia sudah tidak lagi mengimpor sapi jantan, karena persediaan di
dalam negeri masih mencukupi kecuali untuk sapi betina memang masih dibutuhkan
dari luar negeri. Agar
menarik swasta dan BUMN untuk berternak sapi, Ditjen Peternakan turut berkerja
sama dengan perusahaan asuransi. Perbankan juga digandeng agar bisa menyalurkan
bunga subsidi sebesar 5 persen. Untuk
membayar premi asuransi diwadahi koperasi melalui susu maupun pupuk kandang
sehingga membuat budi daya ternak sapi di Indonesia menarik karena minim resiko.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar