Tulisan 18
Berkat Kristian Zega/29211191/3EB04
Pedagang Bakso: Sulit Cari Sapi Jika Impor Australia Dihentikan
Merdeka.com - Memanasnya hubungan bilateral Indonesia dan Australia karena
skandal penyadapan diakui berdampak pada kerjasama ekonomi kedua negara.
Pemerintah Indonesia melalui Menteri Perdagangan Gita Wirjawan akan mengkaji
ulang kerjasama impor sapi dari negeri kanguru tersebut. Bahkan Gita sudah
melirik sapi dari negara lain seperti Brasil dan India.
Ketua
Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Indonesia (Apmiso) Trisetyo Budiman mengatakan
jika pemerintah memutus kerjasama impor sapi Australia, maka tidak mudah
mencari sapi dari negara lain. Sapi negara lain seperti India, Brasil tidak
akan sama dengan sapi yang berasal dari Australia.
"Harus mengerti seluk beluknya karena kalau tidak mengerti seluk beluknya itu tidak mudah. Seluk beluk dari hulu sampai hilir harus dimengerti kalau kita mau ambil dari negara baru. Kalau Australia sudah lama dan kita sudah tahu bagaimana packaging, cold storage nya. kita sudah paham semua. harus betul betul cepat dikuasai dulu," ucap Trisetyo ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (23/11).
"Harus mengerti seluk beluknya karena kalau tidak mengerti seluk beluknya itu tidak mudah. Seluk beluk dari hulu sampai hilir harus dimengerti kalau kita mau ambil dari negara baru. Kalau Australia sudah lama dan kita sudah tahu bagaimana packaging, cold storage nya. kita sudah paham semua. harus betul betul cepat dikuasai dulu," ucap Trisetyo ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Sabtu (23/11).
Bahkan
menurut Trisetyo pemerintah juga akan kesulitan jika harus mengambil sapi dari
Brasil. Pemerintah harus memikirkan pengangkutan dan berapa lama sapi tersebut
di dalam perjalanan. Pemerintah diminta benar-benar memahami fakta ini terlebih
dahulu.
"Kapal
dari Brasil itu engga gampang semua. Intinya kalau mau ambil daging subtitusi
jangan bertabrakan dengan regulasi," katanya.
Regulasi
impor sapi di Indonesia saat ini adalah Undang Undang No 18 Tahun 2009 Tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dari beleid ini baru sapi Australia yang lolos
penyakit mulut dan kuku dan boleh masuk ke Indonesia.
"Kita
mesti cari masalahnya, kalau NTB bisa suplai Jabodetabek harga sekarang bisa
lebih murah, tapi kan tidak. Yang penting jangan menabrak regulasi. Kalau buat
kita intinya bagaimana harga daging sapi jadi Rp 70.000 per kilogram. kalau mau
impor mau negara mana saja asal tidak bertabrakan dengan aturan
pemerintah," tegasnya.
Menurut
Trisetyo, konsumen daging segar terbanyak di Indonesia saat ini adalah tukang
bakso. Pemerintah diminta untuk memikirkan nasib tukang bakso dalam pengambilan
keputusan penghentian impor sapi Australia.
"Kita
ini pemakai daging sapi segar terbesar di Indonesia. Coba saja anda cek ke
pasar tradisional, paling banyak ngabisin daging pasar becek ya tukang
bakso," tutupnya.
Sumber :
Tanggal Kutip : 24
November 2013
Analisis :
Pada saat ini hubungan Indonesia dengan Australia dalam
keadaan yang kurang baik. Memanasnya
hubungan bilateral Indonesia dan Australia karena skandal penyadapan diakui
berdampak pada kerjasama ekonomi kedua negara. Indonesia
sebagai negara yang banyak mengkonsumsi daging sapi harus berpikir ulang jika
hubungan kedua negara dihentikan khususnya dalam hal impor sapi. Jika impor
sapi dihentikan maka Indonesia mengalami kesulitan mendapatkan daging sapi
khususnya tukang bakso. Sebab, bahan dasar bakso adalah daging sapi. Namun ada
solusi jika hubungan kedua negara dihentikan adalah dengan mengimpor sapi dari
negara lain seperti india, brasil. Tapi daging sapi dari india dan brasil tidak
sama dengan australia. Intinya
kalau mau ambil daging subtitusi jangan bertabrakan dengan regulasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar